Jumat, 11 Desember 2020

Orang Bogor dan 'Tanah Air Yang Hilang'

Martin Aleida *
 
Berlin, Am Sudhaus 2, 27 November 2017. Watch Indonesia!, sebuah organisasi non-pemerintah yang bermarkas di ibukota Jerman, dengan perhatian khusus pada masalah yang berkaitan dengan perkembangan di Indonesia, menyelenggarakan peluncuran dan diskusi tentang Tanah Air Yang Hilang.
 
Di antara sekitar 25 peserta yang hadir juga tampak seorang utusan dari Kedutaan Indonesia di Berlin yang mengamati perkembangan di bidang kebudayaan.
 
Pertemuan diawali dengan alunan musik tabuh oleh seorang seniman musik lokal. Basilisa Dengen dari Watch Indonesia! mengantarkan diskusi dengan menperkenalkan saya sebagai penulis.
 
Kemudian saya membacakan profil Waruno Mahdi yang dimuat dalam buku, sementara peserta mengikutinya melalui terjemahan dalam bahasa Jerman yang dipersiapkan secara khusus.
 
"Wah, saya merasa memperoleh penghormatan dari penulis yang dalam setiap peluncuran di kota-kota Jerman ini selalu membacakan kisah saya," sambut Waruno yang juga hadir.
 
Dalam foto kelihatan eksil asal Bogor itu duduk di sebelah kanan sedang memberikan penjelasan terhadap beberapa pertanyaan yang ditujukan kepadanya.
 
Menjawab pertanyaan, saya menguraikan hambatan yang saya hadapi dalam mewawancarai para eksil Indonesia yang mencari perlindungan di berbagai negara Eropa Barat setelah paspor mereka sebagai mahasiswa dirampas oleh kedutaan Indonesia tak lama setelah pecahnya G30S pada 1965. Juga saya uraikan betapa peliknya usaha saya menjaga etika jurnalistik dalam menyusun buku itu.
 
28 Nov 2017

*) Martin Aleida, sastarwan kelahiran Tanjung Balai, Sumatra Utara, 31 Desember 1943, dengan nama asli Nurlan. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa cerpen dan novel. Pernah, sebagai wartawan di harian Zaman Baru, dan profesi inilah yang mengantarkannya ke penjara, ditangkap oleh Orde Baru sebab koran tersebut diterbitkan Lembaga Kesenian Rakyat, yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia. http://sastra-indonesia.com/2020/12/orang-bogor-dan-tanah-air-yang-hilang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar